KPU Purwakarta Ikuti Parmas Insight #4 Bahas Strategi Atasi Apatisme Publik dalam Pemilu
PURWAKARTA — Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Purwakarta mengikuti kegiatan Parmas Insight Chapter #4 bertajuk “Apatisme Publik (Menyentuh Kelompok Golput Kultural)” yang diselenggarakan oleh KPU Provinsi Jawa Barat secara daring pada Rabu (29/10). Kegiatan ini menghadirkan peserta dari KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota se-Jawa Barat.
Acara dibuka oleh Ketua Divisi SDM dan Litbang KPU Provinsi Jawa Barat, Abdullah Sapi’i, yang menegaskan pentingnya melanjutkan tanggung jawab pasca pemilu dengan memperkuat pelaksanaan tugas pokok dan fungsi, serta meningkatkan kapasitas penyelenggara melalui kegiatan pembelajaran seperti kuliah daring. Ia juga menyoroti pentingnya pendidikan pemilih berkelanjutan, khususnya bagi pemilih pemula yang akan memasuki usia 17 tahun pada 2029.

Pada sesi materi, kegiatan dipandu oleh Kepala Subbagian Parhumas Sekretariat KPU Jawa Barat, Fahmi Kamal. Ketua Divisi Sosdiklih, Parmas, dan SDM KPU Kabupaten Subang, M. Ilham Ramadhan, memaparkan bahwa apatisme publik sering muncul akibat kekecewaan terhadap proses politik atau ketidakpercayaan terhadap lembaga publik. Ia menjelaskan strategi yang dilakukan KPU Subang, antara lain optimalisasi media sosial, kolaborasi multi pihak, dan transparansi proses pemilu.
Ketua Divisi Sosdiklih, Parmas, dan SDM KPU Kabupaten Indramayu, Munawaroh, menambahkan studi kasus mengenai fenomena golput kultural pada masyarakat adat di wilayahnya. Ia menjelaskan pendekatan berbasis empati dan penghormatan budaya lokal sebagai langkah untuk mendorong partisipasi masyarakat adat yang tidak memiliki administrasi kependudukan.
Dalam sesi tanggapan, Anggota KPU Kabupaten Purwakarta, Oyang Este Binos, menyoroti bahwa apatisme publik dapat disebabkan oleh dua faktor utama: minimnya informasi dan kekecewaan terhadap proses politik. Ia menyampaikan pentingnya transparansi informasi dan publikasi masif untuk mengatasi kurangnya literasi politik, serta meyakinkan masyarakat bahwa penyelenggaraan pemilu dan kandidat yang dihadirkan memiliki kualitas yang baik. “Kehadiran pemilih di TPS bukan hanya hak, tapi bagian dari tanggung jawab demokrasi,” ujarnya.
Menutup kegiatan, Ketua Divisi Sosdiklih dan Partisipasi Masyarakat KPU Provinsi Jawa Barat, Hedi Ardia, menegaskan bahwa kekecewaan dan harapan adalah bagian dari proses demokrasi. Ia mengajak seluruh jajaran KPU untuk menjadikan refleksi atas fenomena apatisme publik sebagai bahan evaluasi dan dorongan untuk meningkatkan kesadaran politik masyarakat.
Kegiatan ini menjadi forum penting bagi KPU se-Jawa Barat, termasuk KPU Purwakarta, untuk memperkuat strategi edukasi pemilih dan menumbuhkan kembali semangat partisipasi publik dalam setiap tahapan penyelenggaraan Pemilu.
Humas KPU Kabupaten Purwakarta
Narasi: R.Hutomo | Foto: R.Nurrosadi