Opini

Kemerdekaan dan Demokrasi Sebuah Warisan yang Tak Boleh Luntur

Bagi Bangsa Indonesia Kemerdekaan adalah anugerah terbesar yang dimiliki. Untuk mendapatkan kemerdekaan, dibutuhkan perjuangan panjang, pengorbanan waktu, jiwa dan raga, serta tekad yang kuat dari para pejuang yang telah mendahului kita. Indonesia mendapat status kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945 setelah ratusan tahun dijajah. Peristiwa ini bukan hanya sebuah tanggal bersejarah, tetapi simbol kebangkitan, kedaulatan, dan harga diri bangsa. Namun, kemerdekaan bukanlah garis akhir. Justru setelah naskah proklamasi dibacakan, dimulailah babak baru untuk menjaga, mengisi, dan mewariskan kemerdekaan itu kepada generasi berikutnya.

Pada era kemerdekaan, bangsa Indonesia memilih Demokrasi sebagai sistem yang mengatur kehidupan bernegara. Demokrasi memberi ruang dan kesempatan kepada rakyat untuk ikut menentukan arah negara. Rakyat berhak untuk memilih pemimpin, menyampaikan pendapat, dan mengawasi jalannya pemerintahan. Prinsip ini sesuai dengan semangat kemerdekaan, yaitu memberikan kebebasan dan kesetaraan bagi semua warga negara. Tanpa demokrasi, kemerdekaan bisa kehilangan maknanya.

Kemerdekaan dan demokrasi adalah dua hal yang saling melengkapi. Kemerdekaan memberi kebebasan dari penjajahan, sementara demokrasi memberi kebebasan untuk mengatur diri sendiri secara adil. Demokrasi memastikan bahwa kekuasaan tidak berada di tangan segelintir orang saja, melainkan dijalankan untuk kepentingan seluruh rakyat. Melalui demokrasi, rakyat berperan aktif dalam menentukan nasib bangsanya. Inilah yang membuat kemerdekaan menjadi berkelanjutan, bukan hanya dinikmati satu generasi, tetapi diwariskan secara utuh kepada generasi berikutnya. 

Namun, mempertahankan kemerdekaan dan demokrasi bukanlah pekerjaan mudah. Tantangan datang dari berbagai arah. Ancaman bisa muncul dari luar maupun dari dalam negeri. Dari luar, ancaman dapat berupa pengaruh asing yang mencoba melemahkan kedaulatan bangsa melalui sektor ekonomi, budaya, atau politik yang diperkuat dengan kemajuan teknologi menambah semakin mudahnya melemahkan kedaulatan bangsa. Faktor dari dalam, ancaman muncul jika rakyat mulai abai terhadap demokrasi, membiarkan praktik korupsi, politik uang, dan intoleransi akan merusak pondasi negara. 

Oleh karena itu, kesadaran setiap warga negara sangat penting. Setiap warga negara perlu memahami bahwa kemerdekaan yang kita nikmati sekarang merupakan hasil perjuangan bersama, bukan hadiah yang datang begitu saja atau bukan sebuah hadiah yang bisa kita terima sekali lalu selesai. Begitu juga dengan demokrasi, ia bukan sekadar rutinitas lima tahunan ketika kita mencoblos di balik bilik suara, tetapi sebuah proses panjang yang melibatkan partisipasi aktif, pengawasan, dan kontribusi nyata dalam kehidupan berbangsa.

Dalam sejarahnya, demokrasi di Indonesia mengalami pasang surut. Ada masa-masa ketika kebebasan rakyat dibatasi dan demokrasi hanya berjalan di atas kertas. Namun, seiring berjalannya waktu, kesadaran akan pentingnya demokrasi semakin menguat. Peristiwa 1998 menjadi titik balik penting, ketika rakyat menuntut keterbukaan, kebebasan berpendapat, dan pemerintahan yang bersih. Sejak saat itu, demokrasi di Indonesia semakin berkembang, meskipun masih menghadapi banyak tantangan yang perlu diatasi.

Kemerdekaan dan demokrasi juga saling menguatkan melalui nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Kemerdekaan mengajarkan kita tentang keberanian melawan ketidakadilan, sementara demokrasi mengajarkan tentang pentingnya menghargai perbedaan dan membangun kesepakatan bersama. Dalam masyarakat yang demokratis, perbedaan pandangan bukanlah ancaman, melainkan kekayaan yang bisa menghasilkan banyak solusi untuk menangani suatu masalah. Tanpa semangat ini, demokrasi bisa berubah menjadi ajang perpecahan yang bias mengancam status kemerdekaan

Generasi muda memiliki peran penting dalam menjaga warisan ini. Mereka adalah penerus perjuangan yang akan menentukan arah masa depan bangsa. Sayangnya, di era digital ini, banyak generasi muda yang mulai merasa jauh dari makna kemerdekaan dan demokrasi. Kemerdekaan dianggap hal biasa, dan demokrasi hanya dilihat hanya dari agenda pemilu lima tahunan. Padahal, keterlibatan aktif dalam diskusi publik, sikap kritis terhadap kebijakan, dan kepedulian terhadap lingkungan sosial adalah bagian penting dari menjaga demokrasi.

Pendidikan menjadi kunci utama untuk menanamkan nilai kemerdekaan dan demokrasi. Pendidikan bukan hanya soal pelajaran di sekolah, tetapi juga pembentukan karakter, sikap toleran, dan kesadaran akan hak dan kewajiban sebagai warga negara. Pendidikan politik yang sehat membantu masyarakat memahami bahwa perbedaan pendapat adalah hal yang wajar dan tidak perlu dihadapi dengan permusuhan. Semakin tinggi kesadaran politik masyarakat, semakin kuat pula pondasi demokrasi yang menopang kemerdekaan.

Selain kesadaran Warga Negara dan kesadaran generasi muda, kemerdekaan dan demokrasi juga memerlukan komitmen dari pemerintah. Pemerintah yang terpilih melalui proses demokratis memiliki tanggung jawab untuk menjalankan kekuasaan dengan adil, transparan, dan berpihak pada rakyat. Kebijakan yang dibuat harus mencerminkan kepentingan bersama, bukan hanya kelompok tertentu apalagi untuk kepentingan pribadi. Korupsi, penyalahgunaan wewenang, dan pelanggaran hak asasi manusia adalah musuh besar yang harus diberantas agar kemerdekaan dan demokrasi tetap terjaga.

Namun pada intinya untuk menjaga warisan Kemerdekaan dan Demokrasi ini setiap warga negara, dari berbagai lapisan masyarakat, memiliki tanggung jawab yang sama. Mulai dari hal kecil seperti menghargai pendapat orang lain, ikut serta dalam pemilihan umum, hingga berani menyuarakan kritik terhadap kebijakan yang tidak adil, semua itu adalah bentuk nyata partisipasi dalam demokrasi. Ketika rakyat aktif terlibat, kemerdekaan akan semakin kokoh dan demokrasi akan semakin hidup.

Jika kita melihat perjalanan bangsa, jelas bahwa kemerdekaan dan demokrasi adalah hasil dari perjuangan panjang dan pengorbanan besar. Warisan ini tidak boleh luntur hanya karena kita lengah atau terjebak dalam konflik internal. Kita harus terus menjaga persatuan, menghargai perbedaan, dan mengutamakan kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi atau kelompok. Dengan begitu, kemerdekaan akan tetap utuh, dan demokrasi akan terus berkembang menjadi lebih matang.

Kemerdekaan memberi kita ruang untuk hidup bebas, sementara demokrasi memberi kita mekanisme untuk memastikan kebebasan itu digunakan dengan bijak. Tanpa kemerdekaan, demokrasi tidak bisa tumbuh, dan tanpa demokrasi, kemerdekaan bisa dirampas kembali. Hubungan keduanya seperti sebuah rumah, kemerdekaan adalah bangunannya, dan demokrasi adalah tiang-tiang penyangganya, jika salah satu tiang rapuh, rumah itu bisa runtuh. Keduanya harus dijaga bersama agar bangsa Indonesia tetap berdiri tegak di tengah tantangan zaman di masa yang akan datang.

Warisan kemerdekaan dan demokrasi adalah amanah dari para pendiri bangsa yang harus kita jaga. Kita harus menyadari bahwa tantangan di masa depan mungkin berbeda dengan masa lalu, tetapi semangat yang dibutuhkan tetap sama: keberanian, persatuan, dan kepedulian terhadap sesama. Selama kita memiliki semangat itu, kemerdekaan dan demokrasi akan tetap hidup, menjadi cahaya yang menerangi jalan bangsa menuju masa depan yang lebih baik.

 

Iqbal Subagja

Penata Kelola Sistem dan Teknologi Informasi

Bagikan:

facebook twitter whatapps

Telah dilihat 73 kali